Jumat, 11 Januari 2013

TUGAS WAWANCARA RAGAM BAHASA


BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA PENDIDIKAN
­­­








OLEH :
KELOMPOK 3

FAKULTAS TEKNIK
UVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
BANJARBARU
2012
ANGGOTA KELOMPOK :


1.    Andrianoor                                                       H1F112064         
2.    Bagus Sidiq Purnomo                                      H1F112051
3.    Dias Fajar Juli Setiawan                                  H1F112067
4.    Handrico Ramelan Pratama                             H1F112210
5.      Khairullah                                                         H1F112005














KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Jika tanpa pertolongan-Nya munkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini.
            Terimakasih kepada dosen bahasa Indonesia bapak Khairil Anwar yang telah membimbing kami sehingga mengerti bagaimana cara menyusun karya ilmiah dengan baik dan benar. Kami juga berterimakasih kepada kelompok 3 dari teknik kimia, kakak tingkat dan pihak pihak lain yang telah memberi masukan dan berjasa dalam membantu penyusunan makalah ini.
            Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ragam bahasa pendidikan yang kami sajikan berdasarkan mengutip dari berbagai sumber.
Kami hanya manusia biasa yang banyak salah khilafnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan kerendahan hati kami memohon maaf karena makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.
            Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terimakasih.



                                                                                                           Banjarbaru, 19 September 2012


                                                                                                                            Penyusun




DAFTAR ISI

ANGGOTA KELOMPOK                                                                                                    i
KATA PENGANTAR                                                                                                           ii
DAFTAR ISI                                                                                                                          iii
BAB I
PENDAHULUAN ­­
1.1. Latar belakang 1
1.2. Masalah 2
a.       Rumusan masalah 3
b.      Batasan masalah 3
1.4. Tujuan
1.5. Manfaat
a.   Manfaat praktis 
 b.   Manfaat teoritis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ragam bahasa berdasarkan pendidikan
2.2. Bahasa baku dan bahasa tidak baku
a.       Bahasa baku
b.      Bahasa tidak baku
2.3. Sifat sifat ragam bahasa baku
a.       Mantap
b.      Dinamis
c.       Cendikia
d.      Seragam
2.4. Ragam baku tulis dan ragam baku lisan
2.5. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
BAB III
PENUTUP
3.1 . Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Dewasa ini betapa  dirasakan penting fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki bahasa resmi sendiri yakni bahasa Indonesia.
Bahasa indonesia adalah bahasa nasional yang semua orang harus mengerti dan mempelajarinya sebagai salah seorang warga negara republik indonesia.  Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mengerti dan mempelajari bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa sangat penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.

1.2. Masalah
a.       Rumusan Masalah
Dalam bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ragam bahasa menurut penuturnya terbagi tiga yaitu; ragam bahasa berdasarkan daerah, berdasarkan pendidikan dan berdasarkan sikap penutur. Dalam makalah ini yang lebih ditekankan adalah ragam bahasa pendidikan.
b.      Batasan Masalah
Untuk lebih mudah memahami isi makalah kami merumuskan batasan masalah sebagai berikut:
1.      Pengertian ragam bahasa berdasarkan pendidikan
2.      Bahasa baku dan bahasa tidak baku
3.      Sifat sifat ragam bahasa baku
4.      Ragam baku tulis dan ragam baku lisan.
5.      Bahasa Indonesia yang baik dan benar

1.3. Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat untuk mengetahui ragam bahasa pendidikan sebagai bahasa baku, agar semua orang dapat terampil dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

1.4. Manfaat
     a.   Manfaat praktis
        Manfaat praktis dari makalah ini adalah diharapkan bukan hanya yang berpendidikan saja, tapi semua warga Indonesia dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar .
b.      Manfaat Teoritis
                 Manfaat teoritis dalam makalah ini adalah ditunjukan kepada instansi-instansi pendidikan yang paling utama dalam bidang bahasa indonesia, agar dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam bahasa indonesia yang baik dan cermat dalam berbahasa indonesia.






BAB II
PEMBAHASAN
RAGAM BAHASA  PENDIDIKAN

2.1. Pengertian Ragam Bahasa Berdasarkan Pendidikan
Sebelum kita masuk ke dalam pengertian sebaiknya kita mengetahui pengertian ragam bahasa.  Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
Ragam bahasa pendidikan adalah ragam bahasa yang diperoleh dari pendidikan formal yaitu kosa kata baku. Kosa kata baku adalah kosa kata yang pengucapan dan penulisannya sesuai dengan pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD), tata bahasa baku atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang digunakan oleh penutur yang berpendidikan dianggap sebagai ragam bahasa Indonesia yang paling baik. Ragam bahasa ini  dipakai oleh kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
2.2. Bahasa baku dan bahasa tidak baku
Dalam bahasa yang diperoleh dari pendidikan formal dikenal bahasa baku dan tidak baku. Berikut bahasa baku dan bahasa tidak baku;

a.       Bahasa baku
Bahasa baku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Disebut juga bahasa yang resmi karena bahasa ini dipakai untuk keperluan  berbagai bidang  kehidupan yang resmi, seperti penyelenggaraan negara dan pemerintahan, penyusunan undang-undang, persidangan di pengadilan, persidangan di DPR dan MPR, penyiaran berita melalui media elektronik dan media cetak, pidato di depan umum, dan tentu saja penyelenggaraan pendidikan, maka ragam bahasa baku cenderung dikaitkan dengan situasi pemakaian yang resmi. Dengan kata lain, penggunaan ragam baku menuntut penggunaan gaya bahasa yang formal.
b.      Bahasa tidak baku
Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang tidak dilembagakan. Ragam ini ditandai oleh cirri-ciri dari norma ragam baku. Ragam bahasa tidak baku biasa dipakai saat situasi tidak resmi atau saat santai contohnya saat berbicara dengan kawan akrab.

2.3. Sifat sifat ragam bahasa baku
a.       Mantap
Mantap arinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi awalan pe- akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kira berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-bentuk lepas tangan, lepas pantai dan lepas landas merupakan contoh kemantapan kaidah bahasa baku.
b.      Dinamis
0Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan took tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.
c.       Cendikia
Ragam bahasa baku bersifat cendikia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah).
Disamping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau penulis. Selanjutnya ragam bahasa baku dapat memberikangambaran yan jelas dalam otak pendengar atau pembaca. Contoh kalimat yang tidak cendikia adalah sebagai berikut.
Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.
Frasa rumah sang jutawan yang aneh mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya yang aneh atau sang jutawan yang aneh. Dengan demikian, kalimat itu tidak memberikan informasi yang jelas. Kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai berikut;
1.      Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual
2.      Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual
d.      Seragam
Ragam baku berifat seragam. Pada hakikatnya, proses  pembakuan  bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik- titik keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan memakai istilah pramugara dan pramugari.

2.3. Ragam baku tulis dan ragam baku lisan.
Ragam baku tulis adalah ragam baku yang dipakai dengan resmi oleh buku-buku pelajaran atau buku-buku  ilmiah lainnya. Ukuran dan nilai ragam baku lisan bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dapan dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.

2.4. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
 Penentuan atau criteria bahasa yang baik dan benar tidak jauh berbeda dari apa yang kita katakan sebagai bahasa baku. Kebakuan suatu kata sudah menunjukkan masalah “benar” suatu kata itu. Walaupun demikian masalah “baik”  tentu tidak sampai pada sifat kebakuan suatu kalimat.
Pengertian benar pada suatu kata atau suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Di bawah ini akan dipaparkan sebuah contoh.
Kuda makan rumput
Kalimat ini benar karena memenuhi kaidah sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada subjek (kuda), ada predikat (makan), dan ada objek (rumput). Kalimat ini juga memenuhi sebuah kalimat dari segi makna, yaitu mendukung sebuah informasi yang dapat dimengerti oleh pembaca. Lain halnya dengan kalimat dibawah ini.
Rumput makan kuda
Kalimat ini benar menurut struktur karena ada subjek (rumput), ada predikat (makan), dan ada objek (kuda). Akan tetapi, dari segi makna, kalimat ini tidak benar karena tidak mendukung makna yang baik.
Sebuah bentuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses pembentukan yang benar menurut kaidah yang berlaku. Kata aktifitas tidak benar penulisannya karena pemunculan kata itu tidak mengikuti kaidah penyerapan yang telah ditentukan. Pembentukan penyerapan yang benar ialah aktivitas karena diserap dari kata activity. Kata persuratan kabar dan pertanggung jawab tidak benar karena tidak mengikuti kaidah yang berlaku. Yang benar menurut kaidah ialah kata persurat kabaran dan pertang-gungjawaban.
Pengertian “baik” pada suatu kata (bentukan) atau kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari pilihan kata (diksi). Dalam suatu pertemuan kita dapat memakai kata yang sesuai dengan pertemuan itu sehingga kata-kata yang keluar atau dituliskan itu tidak akan menimbulkan nilai rasa yang tidak pada tempatnya. Pemilihan kata yang akan dipergunakan dalam suatu untaian kalimat sangat berpengaruh terhadap makna kalimat yang dipaparkan itu. Pada suatu ketika kita menggunakan kata menugasi, tetapi pada waktu lain kita menggunakan kata memerintahkan, meminta bantuan, memercayakan, dan sebagainya.



















BAB III
                                                   PENUTUP                  
3.1. Kesimpulan
            Ragam bahasa pendidikan adalah ragam bahasa yang diperoleh dari pendidikan formal, berupa bahasa baku atau bahasa resmi yang kosa kata pengucapan dan penulisannya berpedoman pada EYD, tata bahasa baku dan KBBI.
3.2. Saran
            Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi mahasiswa dan pihak lain dalam proses memahami lebih dalam mengenai kaidah-kaidah ragam bahasa pendidikan.
Semoga kita tidak hanya berhenti sampai disini perjuangan kita dalam membudayakan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.













DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2006. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Semarang. Balai. ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­
Arifin, E. Zaenal, dan Tasai, S. Amran. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta. Akademika Pressindo.
Musaba, Zulkifli. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta. Aswaja Pressindo.
Soejono, Ag. 2005. Metodik Khusus Bahasa Indonesia. Jakarta. Bina Karya.
http://mikrofrezzy.blogspot.com. Ragam Bahasa Berdasarkan Media atau Sarana. 2010.
http://www.artikelbagus.com. Artikel Pendidikan Bahasa Indonesia. 2012


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Powered By Blogger

Banner

Cari Blog Ini

Pages

Blogger templates

Banner