A. TATA CARA PENYUSUNAN TUGAS
MENGGAMBAR TEKNIK
o
Batas akhir pengumpulan Tugas
Menggambar Teknik adalah 1 minggu
sebelum ujian akhir semester
o
Alat-alat gambar yang
disiapkan:
§ Pensil
mekanik (2B)
§ Penggaris
lurus
§ Busur
derajat
§ Jangka
§ Sepasang
penggaris segitiga
§ Penghapus
§ Mal
huruf dan mal lengkung
§ Kertas
ukuran A4 (80 gram)
o
Ukuran kertas gambar :
Tabel 1.1 Macam Ukuran kertas gambar standar
20
mm
|
10
mm
|
10
mm
|
10
mm
|
o
Warna sampul biru tua di
jilid buku bukan jilid lakban
o
Susunan laporan:
Ø Cover
laporan (lihat contoh)
Ø Halaman
pengesahan (lihat contoh)
Ø Lembar
konsultasi (lihat contoh)
Ø Kata
pengantar
Ø Daftar
isi:
I.
Membuat
huruf dan angka
II.
Membuat
macam-macam garis
III.
Gambar
garis:
A. Menggambar
garis yang tegak lurus.
B. Membagi
sebuah garis menjadi beberapa bagian yang sama besar.
C. Membagi
sebuah sudut menjadi dua bagian yang sama besar.
D. Memindahkan
sebuah sudut.
E. Membagi
sebuah sudut siku menjadi tiga buah sudut yang sama besar.
F. Membentuk
sudut 150.
G. Membentuk
sudut 750.
H. Membentuk
sudut 22,50.
I. Membuat
segi lima yang beraturan dalam sebuah lingkaran.
J. Membuat
sebuah segi lima yang beraturan dengan sisi tertentu.
K. Membuat
segi enam yang beraturan.
L. Membuat
segi tujuh yang beraturan.
M. Menyinggungkan
sebuah busur lingkaran.
N. Membuat
sebuah elips.
O. Membuat
Parabola.
P. Membuat
Hyperbola.
Q. Membuat
lengkungan bentuk gigi.
IV.
Menggambar
ulir dan sekrup
V.
Membuat
proyeksi
a. Proyeksi
Amerika
b. Proyeksi
Eropa
c. Gambar
lengkap
Ø Kesimpulan
Ø Daftar
Pustaka
Contoh Cover depan
TUGAS MATA KULIAH
MENGGAMBAR TEKNIK
HMKK 107
Disusun Oleh:
NAMA : RENNA AGUNG MEINANTO S
NIM : H1F107009
PRODI : TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
BANJARBARU
2010
Contoh Lembar
pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS MATAKULIAH MENGGAMBAR
TEKNIK
Diajukan
sebagai syarat
Mata
kuliah Menggambar Teknik
Prodi
Teknik Mesin UNLAM
Disusun oleh:
NAMA : RENNA AGUNG MEINANTO S
NIM : H1F107009
PRODI : TEKNIK MESIN
Banjarbaru,............................
Mengetahui, Telah
diperiksa dan disetujui
Ketua Program Studi
Teknik Mesin Dosen Menggambar
Teknik
Mastiadi Tamjidillah,
M.T. Rachmat
Subagyo, M.T.
NIP. 19700312 199512 1
002 NIP. 19760805 200812
1 001
|
BANJARBARU
PRODI TEKNIK MESIN
|
LEMBAR KONSULTASI
TUGAS MATAKULIAH MENGGAMBAR TEKNIK
Nama : ............................................................
NIM : .............................................................
Asisten :
.............................................................
No
|
Tanggal
|
Materi Konsultasi
|
Tanda Tangan
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
6.
|
|
|
|
7.
|
|
|
|
8.
|
|
|
|
9.
|
|
|
|
10.
|
|
|
|
11.
|
|
|
|
12.
|
|
|
|
13.
|
|
|
|
14.
|
|
|
|
15.
|
|
|
|
Banjarbaru, 3 September 2010
Dosen
Menggambar Teknik
Rachmat
Subagyo, M.T.
NIP.
19760805 200812 1 001
B.
PETUNJUK
MENGERJAKAN TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK
I.
Membuat
Huruf dan Angka
Tujuan :
1. Mahasiswa
mengetahui aturan-aturan dalam membuat huruf dan angka standar.
2. Mahasiswa
bisa membuat huruf dan angka sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Standar huruf dan angka
Untuk semua angka ukuran dan
tulisan-tulisan lain yang akan dibuat pada gambar tidak boleh ditulis dengan huruf biasa atau diukir,
tetapi harus digambar dengan tangan supaya lebih mudah atau lebih jelas untuk dibaca. Bentuk huruf dan angka
yang boleh dipakai untuk menggambar biasanya hanya ada dua type yaitu sebagai berikut:
o
Type A dengan tebal 1/14 h dengan bentuk yang tegak dan
miring. Sudut
kemiringan untuk huruf yang miring harus membentuk sudut 750 terhadap
garis horizontal.
o
Type B dengan tebal 1/10 h dengan bentuk yang tegak dan
miring. Demikian
pula sudut kemiringan untuk bentuk huruf yang miring ini adalah sama seperti
dengan type A yaitu membentuk
sudut 75° terhadap garis horizontal.
Tabel 1.1 Tinggi huruf dan tebal huruf
Ukuran dalam mm
Perbandingan huruf
besar/ kecil dan jarak spasi
Tabel 1.2 Tinggi dan jarak huruf
Tugas:
1. Buatlah
huruf (A---Z), (a---z) dan angka (0---9) dengan tinggi 2,5 mm, 3,5 mm, 5 mm,
7mm, 10mm, 14 mm dan 20 mm.
2. Huruf
dibuat fariasi antara huruf besar dan kecil
3. Masing-masing
dibuat satu halaman (lembar), misal: huruf dengan tinggi 2,5 mm satu halaman,
3,5 mm satu halaman dst.
II.
Membuat
Macam-Macam Garis
Tujuan:
1. Mahasiswa
mengetahui macam-macam penggunaan garis dalam gambar teknik.
2. Mahasiswa
mampu membuat macam-macam garis sesuai aturan yang ditentukan dalam gambar
teknik.
Gambar 2.1 Penggunaan garis dalam gambar teknik
Tabel 2.1 Tipe garis
Penggunaan
selanjutnya secara khusus :
o Garis kontinu tebal digunakan untuk lapisan las, simbol las, lingkaran.
o Garis kontinu tipis digunakan untuk garis penunjuk, lipatan pinggir, bagian menyilang.
o
Garis titik garis
tebal digunakan untuk simbol batas pengerasan
o Garis titik garis tipis digunakan
untuk jari-jari roda
gigi, lubang lingkaran, toleransi mesin, perpanjangan lengan.
Tugas:
1. Buat
macam-macam garis seperti format dibawah ini dan lanjutkan hingga selesai
2. Buatlah
gambar seperti contoh dibawah ini
III.
Gambar
Garis
Tujuan:
1. Mahasiswa
bisa menggunakan alat gambar secara benar.
2. Mahasiswa
mampu menggambar teknik dengan baik.
3. Mahasiswa
mampu membuat segi beraturan, elips, membuat sudut, cemper secara baik dan
benar.
A.
Menggambar
sebuah garis yang tegak lurus
Cara menggambar sebuah garis yang
tegak lurus terhadap garis lainnya dapat dilakukan seperti pada gambar 3.1.
Caranya sebagai
berikut :
Ø Tariklah sebuah garis AB dengan panjang yang telah
ditentukan.
Ø
Buatlah dua buah busur lingkaran dengan jari-jari R1
= R2 dan bertitik pusat di A dan B sehingga menghasilkan dua buah titik potong T1
dan T2, Di mana besarnya R1 dan R2 ini minimum
3/4 bagian dan panjang garis AB.
Ø
Hubungkanlah titik potong T1 dan T2
dengan sebuah garis lurus sehingga berpotongan di titik T dan tegak
lurus terhadap garis AB. maka itulah garis tegak Iurus yang diminta.
Gambar 3.1
B.
Membagi sebuah garis menjadi beberapa
bagian yang sama besar
Salah satu contoh
untuk membagi garis tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2 yaitu membagi sebuah
garis AB menjadi tujuh bagian yang sama besar.
Gambar 3.2
Caranya
sebagai berikut :
Ø
Tariklah
sebuah garis AB sepanjang ukuran yang telah ditentukan.
Ø
Tariklah sebuah garis AC yang tipis sepanjang ukuran yang
telah ditentukan pula dengan membentuk sudut yang sembarang terhadap garis AB.
Ø Buatlah tanda pada garis AC sebanyak tujuh buah tanda
yang dimulai dari 1 sampai 7 dengan jarak yang sama.
Ø Tariklah sebuah garis lurus dari
titik B ke tanda 7 dan setelah itu tariklah garis-garis lurus lainnya, yang dimulai dari tanda 1 sampai dengan tanda 7 yang
sejajar dengan garis AB. Sehingga garis-garis
ini akan
memotong garis AB. Titik potong T1 sampai dengan
T6 yang terdapat pada garis AB ini, merupakan bagian yang diminta.
C.
Membagi sebuah sudut menjadi dua bagian yang sama besar
Untuk membagi
sebuah sudut menjadi dua bagian yang sama besar pada dasarnya dapat dilakukan
seperti terlihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3
Caranya sebagai berikut :
Ø
Tariklah dua buah garis AB dan AC sepanjang ukuran-ukuran
yang telah ditentukan dengan membentuk
sudut yang sembarang.
Ø
Buatlah
sebuah busur lingkaran dengan jari-jan R yang sembarang dengan titik pusat di
A. sehingga menghasilkan dua buah titik potong T1 dan T2.
Ø Buat kembali dua buah busur lingkaran
dengan jari-jari yang tetap yaitu R dengan titik pusat di T1 dan T2, sehingga menghasilkan
titik potong T3.
Ø Tariklah sebuah garis lurus yang
dimulai dari titik A sampai titik T3, maka garis AT3, ini
merupakan garis pembagi yang diminta.
D.
Memindahkan sebuah sudut
Gambar 3.4a menunjukkan gambar sebuah sudut yang akan dipindahkan dan
gambar 3.4b menunjukkan gambar
sebuah sudut yang telah dipindahkan.
Gambar 3.4
Caranya sebagai berikut
Ø
Buatlah
sebuah garis A'C' yang panjangnya sama dengan garis AC.
Ø Buatlah
sebuah busur lingkaran dengan jari-jari R1=1/2AC dengan titik pusat di titik A,
sehingga menghasilkan titik potong T1 dan T2.
Ø
Pindahkanlah busur lingkaran
tadi pada garis A'C' dengan jari-jari R2 = R1 dan titik
pusatnya di titik A', sehingga menghasilkan titik potong T2
Ø
Buatlah busur lingkaran yang
berikutnya dengan jari-jari R3, dan titik pusatnya di bilk T2.
sehingga busur lingkaran tersebut berpotongan di titik polong, T1
Ø
Pindahkan busur lingkaran tadi pada
garis A'C' dengan jari-jari R4 = R4 dan titik pusatnya
di titik potong T2' sehingga menghasilkan
titik potong T1'.
Ø Tariklah
sebuah garis lurus A'B yang, dimulai dari titik A' sehingga melalui titik
potong T1' maka dengan demikian sudut BA'C' akau mma dengan sudut BAC.
E. Membagi sebuah sudut siku menjadi tiga buah sudut yang sama besar
Gambar 3.5
menunjukkan Cara membagi sebuah sudut siku menjadi tiga buah Sudut
yang sama besar.
Gambar 3.5
Caranya
sebagai berikut:
Ø Buatlah
sebuah garis vertikal AC dan horizontal AB yang tegak lurus atau membentuk
sudut 90°.
Ø
Buatlah sebuah busur lingkaran dengan jarijari R1,
dan titik pusatnya di titik A, sehingga menghasilkan titik potong T1 dan T2
di mana besarnya ukuran R = 1/2 garis AC.
Ø
Pindahkanlah busur lingkaran tadi pada garis AC dengan jari-jari R2 = R1
dan titik pusatnya di titik potong
T1, sehingga menghasilkan titik potong T3.
Ø
Pindahkan kembali busur lingkaran tersebut pada garis AB
dengan jari-jari R3 = R2 dan titik pusatnya di titik potong T2, sehingga
menghasilkan titik potong T4.
Ø
Tariklah
sebuah garis lurus AD yang dimulai dari titik A sehingga melalui titik potong T3.
Ø
Tarik kembali sebuah garis Iurus AE yang dimulai dari
titik A sehingga melalui titik potong T4 maka dengan Cara demikian sudut BAD = EAD = CAE.
F.
Membentuk sudut 15°
Bila kita akan membentuk sudut 15o.
selain dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah busur derajat, maka dapat pula dilakukan dengan menggunakan sepasang,
segi tiga, seperti terlihat pada gambar 3.6
Gambar 3.6
Caranya sebagai
berikut:
Ø Buatlah sebuah garis horizontal AB yang panjangnya telah
ditentukan.
Ø Letakkanlah sebuah segi tiga siku sama kaki secara tegak
lurus terhadap garis AB.
Ø Letakkan pula sebuah segi tiga
siku-siku 60° sehingga salah satu bagian dari sisi dari setiga tersebut menjadi berimpit seperti terlihat pada gambar 3.6 itu.
Ø Tariklah sebuah garis lurus CD dengan ukuran seperti apa
yang dikehendaki. Sehingga
dengan cara seperti ini, maka garis CD tersebut akan membentuk sudut 15°
terhadap garis horizontal.
G.
Membuat sudut
75°
Gambar 3.7 menunjukkan cara membentuk
sudut 75° terhadap garis horizontal dengan bantuan sepasang segi tiga.
Gambar 3.7
Caranya sebagai berikut :
Ø
Buatlah
sebuah garis lurus AB yang panjangnya telah ditentukan.
Ø Letakkanlah sebuah segi tiga siku sama kaki dengan posisi
tegak lurus terhadap garis AB.
Ø Letakkan pula
sebuah segi tiga siku 60° sehingga salah satu bagian dari sisi segi tiga
tersebut menjadi berimpit dengan sisi segi tiga Sama kaki tadi.
Ø Tariklah sebuah garis lurus CD yang
memotong garis AB, sehingga dengan demikian sudut DCB= 75°
yaitu Sama dengan sudut yang dikehendaki.
H. Membuat sudut 22,5°
Cara membuat sudut 22,50, seperli ditunjukkan pada gambar 3.8
Gambar 3.8
Caranya sebagai
berikut :
Ø Buatlah sebuah garis horizontal AB
dan vertikal AC yang panjangnya telah ditentukan dan membentuk sudut 90'.
Ø
Buatlah sebuah busur lingkaran dengan jari-jari R1
dan titik pusatnya di titik A, sehingga menghasilkan titik potong T1 dan T2.
Ø Buatlah sebuah busur lingkaran dengan jari-jari R2
= R1 dan titik pusatnya di titik potong T1 .
Ø Buatlah sebuah busur lingkaran
dengan jari-jari R3 yang ukurannya lebih besar dari R1
dan titik pusatnya di
titik A sehingga menghasilkan titik potong T3 dan T4 .
Ø Buatlah dua buah busur lingkaran
dengan jari-jari R4 dan titik pusatnya di titik potong T3
dan T4 sehingga
menghasilkan titik potong T5.
Ø Hubungkanlah titik A dengan titik
potong T5 dengan sebuah garis lurus, sehingga dengan demikian sudut T5 = 22.5°.
I. Membuat segi lima yang baraturan dalam sebuah lingkaran
Dengan
menggunakan sebuah lingkaran tertentu, dapat kita gambarkan sebuah segi lima
yang beraturan, seperti terlihat
pada gambar 3.9a.
Caranya sebagai
berikut :
Ø Buatlah salib sambu AB dan CD sehingga saling berpotongan
di titik T.
Ø Buatlah sebuah lingkaran dengan jari-jari R1 =
TB dan titik pusatnya di titik T.
Ø Buatlah busur lingkaran dengan
jari-jari R1 = BT dan titik pusatny a di titik B, sehingga menghasilkan titik
potong T1 dan T2.
Ø Hubungkanlah titik potong T1 dan T2
dengan sebuah garis lurus sehingga menghasilkan titik potong T4.
Ø
Buatlah
sebuah busur lingkaran dengan jari-jari R3=T4C dengan
titik pusatnya di titik C sehingga menghasilkan titik potong E dan F.
Ø Buatlah dua buah busur lingkaran dengan jari-jari yang
sama yaitu R3= R4 dan
titik pusatnya di titik E dan F, sehingga menghasilkan titik potong G
dan H.
Ø
Hubungkanlah titik C. E, G, F, dan H dengan sebuah garis lurus
sehingga didapatkan sebuah segi lima
yang beraturan seperti apa yang diinginkan.
J.
Membuat sebuah segi lima yang beraturan dengan sisi yang
tertentu
Dengan melalui sebuah sisi tertentu dapatlah kita menggambarkan sebuah segi
lima yang beraturan seperti terlihat
pada gambar 3.9b cara membuat segi lima ini pada dasarnya dapat dilakukan
dengan beberapa
Gambar 3.9
Cara I
Caranya:
Ø
Buatlah
sebuah garis lurus AB yang merupakan sisi dari segi lima yang beraturan dengan
panjang yang telah ditentukan.
Ø Buatlah
dua buah busur lingkaran dengan jari-jari R = AB dan titik pusatnya di titik A
dan B, sehingga menghasilkan titik potong T1 dan T2
Ø
Hubungkanlah
titik potong T1 dan T2 tersebut dengan sebuah garis sumbu
sehingga melebihi titik potong T1 dan
berpotongan di titik potong T3.
Ø
Buatlah sebuah busur
lingkaran dengan jari-jari R1 = AT3 dan titik pusatnya di
titik A.
Ø
Tariklah sebuah garis
vertikal yang dimulai dari titik A sehingga menghasilkan titik potong T4.
Ø Buatlah
sebuah lingkaran dengan
jari-jari R2 = R1 dan titik pusatnya di titik potong T4
Ø Hubungkan
titik B dengan titik T4 dengan sebuah garis lurus, sehingga menghasilkan titik potong T5.
Ø
Buatlah sebuah busur
lingkaran dengan jari-jari R3 = RT5 yang
menyinggung titik potong T5 sehingga menghasilkan titik potong C.
Ø Buatlah dua buah busur lingkaran dengan jari-jari R4
= AB yang titik pusatnya di titik A dan B, sehingga menghasilkan titik potong D dan E. Kemudian
hubungkanlah titik A, B, D dan E dengan sebuah
garis lurus sehingga didapatkan sebuah segi lima yang beraturan seperti apa
yang kita kehendaki.
Cara II (lihat gambar)
Gambar 3.10
Caranya
sebagai berikut:
Ø
Buatlah
sebuah garis lurus AB yang merupakan sisi dari segi lima yang beraturan yang
panjangnya telah ditentukan.
Ø
Buatlah sebuah busur
lingkaran dengan jari-jari R = BA dan titik pusatnya di titik B.
Ø
Perpanjanglah garis AB
tersebut sehingga menghasilkan titik potong T.
Ø
Buatlah
dua buah busur lingkaran dengan jari-jari R1 = R yang bertitik pusat
di titik A dan B sehingga menghasilkan titik potong T1
dan T2.
Ø Hubungkanlah titik potong T1 dan T2
ini dengan sebuah garis sumbu sehingga melebihi titik potong T1
serta menghasilkan titik potong T3.
Ø
Tariklah sebuah garis
vertikal yang dimulai dari titik B sehingga menghasilkan titik potong T4.
Ø Buatlah
sebuah busur lingkaran dengan jari-jari R2= T3
dan T4 dan titik pusatnya di titik potong T3 , sehingga menghasilkan titik
potong T5.
Ø
Buatlah
sebuah busur lingkaran dengan jari-jari R3 = AT5 dan
titik pusatnya di titik A sehingga menghasilkan titik potong C
dan D.
Ø Buatlah dua buah busur lingkaran dengan jari-jari R4=
R dan titik pusatnya di titik A dan D, sehingga menghasilkan titik potong E. Kemudian hubungkanlah
titik-titik A. B, C. D dan E dengan sebuah garis
lurus sehingga didapatkan sebuah segi lima yang beraturan seperti yang kita
inginkan.
Cara III
Lihat gambar: 3.11
Caranya sebagai
berikut:
Ø Buatlah sebuah garis lurus AB yang merupakan sisi dari
segi lima yang beraturan dengan panjang yang telah ditentukan.
Ø Buatlah sebuah lingkaran dengan jari-jari R = AB dan
titik pusatnya di titik A.
Ø Buatlah sebuah lingkaran dengan
jari-jari R1 = R dan titik pusatnya di titik B. sehingga
menghasilkan titik potong T2
dan T4 .
Ø Buat kembali sebuah lingkaran dengan
jari-jari R2 =
R1 = R dan titik pusatnya di titik T1 sehingga menghasilkan
tiga buah titik potong T2 dan T4.
Ø Tariklah dua buah garis lurus yang dimulai
dari titik potong T2 ke T4, sehingga
menghasilkan titik potong D dan dari titik potong T3 ke T4
sehingga menghasilkan titik potong C.
Ø Buatlah dua busur lingkaran dengan
jari-jan R3 = R2= R1 = R dan titik pusatnya di
titik C dan D, sehingga menghasilkan titik potong E. Kemudian hububungkan
titik potong A, B, D, E dan C dengan sebuah garis lurus, sehingga didapatkan
sebuah segi lima yang beraturan yang kita kehendaki.
Gambar 3.11
K.
Membuat segi enam yang beraturan
Bentuk segi enam yang beraturan ini pada
umumnya sering, ditemukan pada waktu menggambar sebuah mur dan baut. Cara membuat segi enam yang beraturan ini
dapatlah kita lakukan seperti terlihat pada gambar 3.12.
Gambar 3.12
Caranya sebagai berikut:
Ø
Buatlah salib sumbu AB dan CD dengan ukuran yang telah
ditentukan sehingga berpotongan di titik T.
Ø
Buatlah
sebuah lingkaran dengan jari-jari R = TA dan titik pusatnya di titik T.
Ø
Buatlah dua buah busur lingkaran dengan jari-jari R1
= R dan titik pusatnya di titik A dan B sehingga menghasilkan titik potong E, G, F dan
H. Kemudian hubungkanlah titik-titik A, G, H. B. F dan E dengan sebuah garis lurus sehingga
didapatkan sebuah segi enam yang beraturan seperti kita kehendaki.
L.
Membuat segi tujuh yang beraturan
Cara membuat segi tujuh yang beraturan dapat dilakukan
seperti ditunjukan pada gambar 3.13.
Gambar 3.13
Caranya sebagai berikut:
Ø
Buatlah
sebuah garis AB dengan panjang yang telah ditentukan.
Ø
Bagi dualah garis AB tersebut yang sama besar dan berilah
tanda titik T yang merupakan tengah-tengah
dari garis AB.
Ø Buatlah sebuah lingkaran dengan jari-jari R = TB.
Ø
Buatlah sebuah busur lingkaran dengan jari-jari R1
= R dan titik pusatnya di titik B sehingga menghasilkan titik potong T1 dan T2.
Ø
Hubungkanlah titik potong T1 dan T2
tersebut dengan sebuah garis lurus, sehingga menghasilkan titik potong T3.
Ø
Buatlah busur-busur lingkaran dengan jari-jari R2
= T1 T3, sehingga menghasilkan titik-titik potong C, H, D, G, E, dan F. Kemudian hubungkanlah
titik-titik tersebut dengan sebuah garis lurus, sehingga didapatkan sebuah segi
tujuh yang beraturan seperti apa yang kita inginkan.
M. Menyinggungkan sebuah busur lingkaran
Pada umumnya Cara membuat sebuah busur lingkaran yang harus menyinggung
pada dua buah garis yang tegak
lurus, dapat dilakukan seperti pada gambar 3.14.
Caranya sebagai berikut:
Ø Buatlah dua buah garis yang horizontal dan vertikal
sehingga berpotongan di titik T.
Ø Buatlah sebuah busur lingkaran dengan
jari-jari R1 yang panjangnya
telah ditentukan dan titik pusatnya di titik T sehingga menghasilkan dua buah titik potong T1 dan
T2.
Ø Buatlah dua buah busur lingkaran
dengan jari-jari R1 = R dan titik pusatnya di titik T1 dan T2,
sehingga menghasilkan titik potong T3.
Gambar 3.14
Kemudian buat kembali sebuah busur lingkaran dengan jari-jari yang sama
yaitu R1= R sehingga menyinggung dua buah garis yang tegak lurus tadi.
N.
Membuat sebuah elips
Cara menggambar elips, yang kedua
sumbu utamanya diketahui akan
dibahas berikut ini.
Cara I (Gb. 3.15).
1. Gambarlah dua buah lingkaran sepusat
dengan sumbu panjang dan sumbu pendek
sebagai diameter.
2. Tariklah garis-garis radial yang
memotong kedua lingkaran pada titik 1, 2.... dan 1’, 2', . . .
3. Dari titik-titik 1, 2.... tariklah garis-garis sejajar
dengan sumbu pendek, dan dari titik-titik 1', 2', .
. . garis-garis sejajar dengan sumbu panjang. Dua macam garis ini
akan saling berpotongan di titik 1”, 2", . . . Titik-titik potong ini
adalah titik-titik dari elips.
4.
Hubungkanlah titik-titik ini dengan menggunakan sebuah
mal lengkungan, maka akan
dihasilkan elips yang ditanyakan.
Gambar
3.15
Cara II
(Gb. 3.16).
1. Gambarlah segi empat dengan panjang sumbu-sumbu elips
sebagai sisi-sisinya.
2.
Bagilah setengah sumbu panjang AO dalam beberapa bagian
yang sama, dan sebutlah
titik-titik baginya 1, 2, 3, . . . Bagilah AE dalam jumlah yang sama, dalam
bagian-bagian yang sama, dan sebutlah titik-titik baginya 1’, 2', 3', .. .
3.
Tariklah D-1 yang memotong C-1' di titik 1", D-2
yang garis memotong C-2' di titik 2", dan seterusnya. Titik-titik potong ini
adalah titik-titik dari elips yang harus
digambar.
4.
Bagian-bagian
lain dari elips dapat diselesaikan dengan cara yang sama.
Gambar 3.16
Cara III (Gb. 3.17)
1.
Pada sebuah garis lurus tentukanlah
jarak PR sama dengan setengah sumbu panjang dan PQ sama dengan setengah sumbu
pendek.
2. Letakkan titik R pada sumbu pendek
dan Q pada sumbu panjang dari elips, maka
titik P adalah titik dari elips. Dengan menggeser P pada garis sumbu panjang dan R pada garis sumbu pendek, maka titik P akan
melukis garis elips yang diminta. Cara
ini disebut cara penggeseran dan dipergunakan pada mesin ellipsograph.
Cara ini dapat dipergunakan juga
untuk menentukan salah satu sumbu elips, jika sebuah titik dari elips dan salah satu dari setengah
sumbu diketahui. Caranya adalah sebagai berikut (Gb.18).
Misalkan
titik P dan setengah sumbu panjang diketahui, yaitu PR.
1. Letakkan titik R pada sumbu BB', dan hubungkanlah P
dengan R.
2.
Garis PR akan memotong sumbu panjang di
Q. Panjang PQ adalah setengah panjang sumbu pendek yang dicari.
Gambar 3.17
Menggambar elips dengan cara
pendekatan I (Gb.3.18).
1. Gambarlah sebuah bujur sangkar dengan
sisi sama dengan setengah dari setengah selisih sumbu panjang dan sumbu pendek dari
elips, dengan diagonal MN berhimpit
dengan sumbu pendek MB.
2.
Ambil
titik O1 pada perpanjangan sumbu pendek pada jarak MB = 2b.
3. Perpanjang NO2 sehingga memotong sumbu panjang
di O3.
4. Gambarlah
busur lingkaran dengan pusat O1 dan jari-jari O1B,
kemudian. Busur lingkaran
dengan pusat O2 dan jari-jari O22 dan dengan titik pusat O3
dan jari-jari O31
buatlah busur lingkaran A1. Garis lengkung A12B adalah seperempat bagian elips
yang ditanyakan.
5.
Bagian elips yang lain dapat
diselesaikan dengan cara yang sama.
Gambar 3.18
Menggambar elips dengan cara pendekatan
II (Gb. 3.19).
1.
Hubungkanlah A dengan C. Tentukan titik F pada AC dengan
jarak CF sama dengan
setengah selisih sumbu panjang dan sumbu pendek. Caranya dengan mengambil OE sama dengan setengah sumbu panjang dan
lingkarkanlah E ke F dengan C sebagai titik pusat.
2.
Gambarlah garis
bagi tegak lurus dari AF, yang memotong sumbu panjang dan sumbu pendek
di H dan K.
3.
Dengan titik H sebagai titik pusat dan jari-jari HA
buatlah busur lingkaran AG. Selanjutnya gambar busur lingkaran GC dengan titik
pusat K dan jari-jari KG. Lengkungan
AGC adalah seperempat elips yang ditanyakan.
4.
Selesaikanlah
bagian elips yang lain dengan cara yang sama.
Gambar
3.19
O. Parabola
Pada Gb.3.20
diperlihatkan cara menggambar parabola, jika sumbu AB, titik puncak A dan sebuah titik sembarang P
diketahui.
1. Gambarlah garis tegak lurus CD pada AB melalui titik
puncak A.
2. Gambarlah garis tegak lurus PE pada AB melalui titik P,
dan ambilah BE = BP.
3.
Bagilah BP dan CP
dalam beberapa bagian yang sama dan jumlahnya sama, dan berilah
tanda 1, 2, 3.... dan 1’, 2', 3', ...pada titik bagi tersebut.
4. Tariklah garis-garis sejajar dengan AB melalui
titik-titik bagi 1, 2, 3.... Hubungkanlah A
dengan titik-titik bagi 1', 2', 3', . . . Garis-garis ini akan memotong garis-garis sejajar pada titik-titik
1", 2", 3 yang merupakan titik-titik
dari parabola yang ditanyakan. Dengan menghubungkan titik-titik parabola
ini dengan mal lengkungan akan diperoleh parabolanya. Bagian parabola yang
simetris dapat diselesaikan dengan cara yang sama.
Gambar
3.20
P.
Hyperbola
Pada Gb. 3.21
diperlihatkan cara menggambar hyperbola, jika sumbu AB, dua titik puncak A dan A'
dan sebuah titik P pada hyperbola di ketahui.
1. Gambarlah segi
empat panjang melalui titik puncak A dan titik P, dengan BE = PE.
2. Bagilah BP
dan CP dalam beberapa bagian yang sama dalam jumlah yang sama, dan berilah tanda 1, 2, 3.... dan 1’, 2', 3', ..
3. Hubungkanlah
titik A dengan 1', 2', 31.... dan titik A' dengan 1, 2, 3.... Kumpulan
garis-garis ini akan berpotongan pada titik 1", 2", 3", .. 4. Hubungkanlah titik-titik terakhir ini dengan
menggunakan sebuah mal lengkungan,
maka hasilnya adalah bagian dari hyperbola yang ditanyakan. Bagian yang
lain dapat diselesaikan dengan cara yang sama.
Gambar 3.21
Q. Membuat Lengkung bentuk gigi
Beberapa bentuk lengkungan dipakai
untuk membentuk sebuah gigi dari suatu
roda gigi. Yang umum dipakai adalah lengkungan evolvent dan lengkungan cycloida.
a.
Evolvent:
Sebuah lengkungan evolvent adalah
sebuah lengkungan yang dihasilkan
oleh sebuah titik pada benang yang dilepas dari gulungan pada sebuah lingkaran,
atau sebaliknya, dengan ketentuan bahwa benangnya harus tetap tegang, seperti terlihat pada Gb.3.22.
Cara
menggambarnya dibahas di bawah ini:
1. Gambarlah
sebuah lingkaran dengan titik pusat O,
dan tariklah garis singgung AB melalui titik A pada lingkaran tersebut.
Panjang AB adalah sama dengan panjang
keliling lingkaran (lih. Gb. 3.22).
2. Bagilah
keliling lingkaran dan garis singgung dalam bagian-bagian yang sama dalam
jumlah yang sama. Di sini keduanya dibagi dalam duabelas bagian yang sama.
Berilah tanda pada titik-titik bagi masing-masing 1, 2, 3.... dan 1', 2', 3’,....
3. Tariklah pada titik-titik 1, 2, 3,.... garis-garis
singgungnya. Buatlah panjang garis
singgung 11" = A1', 22' = A2’, 33' = A3', dst. Jika titik-titik 1",
2", 3", ... dihubungkan dengan bantuan sebuah mal lengkungan,
maka akan dihasilkan garis
evolvent.
Gambar 3.22
Gambar 3.23
b. Cycloida:
Jika
sebuah lingkaran digelindingkan pada sebuah garis lurus tanpa
tergelincir (slip), maka sebuah titik pada lingkaran tersebut akan menggambarkan sebuah
cycloida, seperti pada Gb. 3.24
Cara penggambarannya adalah sebagai berikut:
1.
Gambarlah garis singgung AB pada lingkaran yang
diketahui. Panjang AB adalah sama dengan panjang keliling lingkaran.
2. Bagilah lingkaran dan
garis singgung dalam bagian-bagian yang sama
dalam jumlah yang sama. Di sini diambil
duabelas bagian yang sama.
Berilah tanda-tanda 1, 2, 3, . . . pada lingkaran dan
1’, 2', 3', . . . pada garis
singgung.
3. Tariklah garis-garis
sejajar dengan AB melalui titik-titik 1, 2, 3, ... , dan garis-garis tegak lurus
pada AB melalui titik 1’, 2’, 3’.... Dua kelompok
garis ini akan saling berpotongan di titik-titik 1”, 2",
3", ..
4. Gambarlah
pada titik 1", 2", 3", . . . sebagai titik pusat lingkaran- lingkaran yang
sama dengan lingkaran yang diketahui. Lingkaran-lingkaran
ini akan memotong garis-garis sejajar dengan AB di titik-titik 1"', 2”', 3”', . . . Jika
titik-titik terakhir ini dihubungkan oleh
sebuah garis licin, akan dihasilkan cycloida.
Gambar 3.24
R. Picycloida dan Hypocycloida:
Jika sebuah lingkaran menggelinding di luar atau di dalam sebuah
lingkaran, maka sebuah titik pada lingkaran gelinding ini akan menggambarkan sebuah
epicycloida atau hypocycloida. Pada Gb. 3.25 diperlihatkan cara
menggambar epicycloida dan hypocycloida. Cara yang sama pada pembuatan cycloida
dipakai juga di sini, kecuali garis lurusnya diganti dengan sebuah busur lingkaran.
Gambar 3.25
IV. Menggambar Ulir
Tujuan :
1. Mahasiswa
mengetahui jenis ulir dalam dan ulir luar.
2. Mahasiwa
bisa membuat ulir dalam, ulir luar, ulir dalam dan luar dalam gambar teknik
secara benar.
Apabila melihat sebuah baut atau mur yang
biasa sering digunakan untuk sambungan-sambungan lepas pada bagian mesin, maka pada bagian ujung baut atau di bagian
dalam dari mur tersebut akan terlihatlah apa yang dimaksud
dengan ulir, seperti terlihat pada gambar 4.1. Bila ditinjau dari fungsinya ulir tersebut
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut :
·
Ulir pengikat yaitu
yang bisa digunakan untuk sambungan yang bisa dibongkar pasang‑
·
Ulir
penggerak yaitu yang biasa digunakan untuk menggerakkan
bagian-bagian lain yang harus bergerak,
misalnya seperti pada dongkrak buaya catok atau ragum dan sebagainya‑
Dan bila ditinjau
dari bentuk profilnya dapat berbentuk segi tiga,
segi empat trapesium, bulat atau berbentuk gergaji. Cara pembuatan ulir tersebut dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
·
Untuk ulir-ulir yang tidak memerlukan ketelitian yang cukup tinggi, pembuatan ulir
dibuat dengan cara di-sney
atau di-tap.
·
Untuk ulir-ulir yang harus memerlukan ketelitian yang cukup tinggi biasanya dilakukan dengan cara pembubutan. Cara penyajian ulir pada gambar teknik,
baik untuk ulir luar maupun ulir dalam harus digambarkan dengan garis tipis.
Gambar 4.1
1. Ulir luar.
Ulir semacam ini biasanya sering terjadi pada baut, baut tap atau
batang-batang lainnya. Cara penyajian ulir-luar pada gambar teknik
yaitu seperti ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Keterangan
- Diameter luar
ulir baik pada gambar pandangan alas maupun
pandangan depan digambarkan dengan garis tebal/garis gambar.
-
Diameter teras Ulir bila digambar pada gambar pandangan atas digambarkan dengan garis tipis dan dihiIangkan
seperempat bagianya.
-
Diameter teras ulir bila digambar
pada pandangan depan digambarkan dengan garis tipis.
-
Batas dari ulir pada gambar pandangan depan digambarkan dengan garis
tebal.
- Ulir
tidak sempurna pada gambar pandangan depan digambarkan
dengan garis tipis dan membentok sudut 150 atau 300.
2. Ulir dalam
UIir dalam ini biasanya
terjadi pada muar. Cara penyajian ulir dalam pada gambar teknik yaitu seperti
pada gambar 4.3.
Gambar 4.3
Di
mana diameter luar ulir bila, digambar pada gambar pandangan atas digambarkan
dengan garis tipis dan seperempat bagiannya
dihilangkan. Dan diameter teras ulir
pada gambar pandangan atas digambarkan dengan garis tebal atau garis gambar. Bila ulir dalam ditinjau dari gambar pandangan, maka garis ulir bukan lagi
garis tipis tapi digambarkan dengan garis gores seperti terlihat
pada gambar 20 a.
Gambar 4.4
Dan bila ulir dalam itu dipotong, maka penyajian pada
gambar potongannya yaitu diameter luiar digambarkan dengan garis tipis
dan diameter teras digambarkan dengan garis gambar ( gambar 4.4)
3. Ulir luar dan ulir dalam
Cara meggambar ulir pada gambar potongan bila
keadaan ulir dalam dan ulir luar dalam keadaan terpasang. seperti terlihat pada
gambar 4.5. Dimana diameter luar dan ulir
luar sama dengan diameter luar dari
ulir dalam yang digambarkan dengan garis tebal dan diameter teras dari
ulir luar sama dengan diameter teras dari ulir dalam yang digambarkan dengan garis tipis. Jadi garis ulir atau garis yang tipis
pada gambar potongan tersusun, tetap
digambarkan pada ulir luar atau pada batang bautnya. Bila bentuk profil ulir yang
digambar itu berbentuk segi empat atau trapesium, maka penyajian pada gambar teknik baik untuk ulir luar maupun
ulir dalamnya harus diperlihatkan bentuk profilnya sebagian kecil dengan
jelas. seperti teililiat pada gambar 4.6.
Gambar 4.5
Gambar 4.6
4. Menggambar mur dan
baut
Mur dan baut ini sering sekali ditemukan pada bagian-bagian mesin, yang
berfungsi sebagai pengikat dari bagian-bagian
lain yang mendapatkan beban yang rendah. Di mana bentuk kepala baut atau mur
tersebut dapat berbentuk segi enam atau segi empat disesuaikan menurut
keperluannya. Cara penggambaran mur dan baut pada proyek si tegak yaitu seperti
ditunjukan pada gambar 23.
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Caranya sebagai berikut
:
§ Buatlah sebuah segi enam
yang beraturan pada gambar pandangan samping kanan dengan menggunakan sebuah
segi tiga siku 600 dengan lebar menyudut C = 2d.
§
Buatlah sebuah lingkaran dalam = lebar
kunci yang menyinggung segi enarn tadi.
§
Buatlah lingkaran ulir luar dengan garis
tebal.
§ Buatlah
lingkaran ulir atau diameter teras dengan garis tipis dan seperempat bagiannya
dihilangkan.
§ Kemudian proyeksikanlah
pandangan atas itu ke pandangan depan dan pandangan samping kanan yang
mempunyai ukuran-ukuran seperti terlihat pada gambar.
Di mana ukuran-ukuran tersebut antara
lain sebagai berikut :
d = Diameter ulir luar.
k = Tinggi kepala baut; k = 0,7 d.
m = Tinggi mur; m = 0,8 d.
L =
Panjang ulir; L = 2d
L 1 = Panjang tangkai
c = Lebar menyudut, c = 2 d.
s =
Lebar kunci.
§ Dan selanjutnya buatlah
busur-busur lingkaran yang menyinggung garis-garis horizontal dengan jari-jari
R dan ukurannya seperti terlihat pada gambar 24 itu.
§ Bila busur-busur
lingkaran tersebut telah dibuatnya maka bagian sisi luar dari segi empat pada
pandangan depan dibuat miring dengan membentuk sudut 1200.
Untuk memudahkan pemasukan baut
tersebut kepada murnya, maka pada bagian ujung baut itu dapat dibentuk
cembung atau di pinggul miring seperti terlihat pada gambar 25.
Gambar 4.9
Tugas :
1. Gambar
ulir luar dan dalam M 15 dan lengkapi pula dengan ukurannya.
V.
Membuat
Proyeksi
a.
Proyeksi
Eropa
Tujuan
:
1. Mahasiswa
memahami yang dimaksud dengan proyeksi Eropa dan penggunaannya.
2. Mahasiswa
mampu membuat gamtek dengan proyeksi Eropa secara benar.
Gambar 5.2 Lambang proyeksi Eropa
Gambar 5.2 Letak pandangan proyeksi Eropa
Gambar 5.3 Contoh penyelesaian dengan proyeksi Eropa
SOAL:
Perhatikan
gambar 5.4, selesaikan dengan menggunakan proyeksi Eropa secara lengkap dan
benar, dengan ketentuan :
§ Ukuran
diskalakan sendiri
§ Pandangan
depan adalah pandangan yang paling banyak memberikan informasi teknik
§ Tampilkan
semua pandangan
Gambar 5.4
b.
Proyeksi
Amerika
Tujuan
:
1. Mahasiswa
memahami yang dimaksud dengan proyeksi Amerika.
2. Mahasiswa
mampu membuat gamtek dengan proyeksi Amerika secara benar.
3. Mahasiswa
bisa mengetahui perbedaan antara Proyeksi Eropa dan Amerika.
Gambar 5.5 Lambang proyeksi Amerika
Gambar 5.6 Letak pandangan proyeksi Amerika
Gambar 5.7 Contoh penyelesaian dengan proyeksi Amerika
SOAL:
Perhatikan
gambar 5.8, selesaikan dengan menggunakan proyeksi Amerika secara lengkap dan
benar, dengan ketentuan:
§ Ukuran
diskalakan sendiri
§ Pandangan
depan adalah pandangan yang paling banyak memberikan informasi teknik
§ Tampilkan
semua pandangan
Gambar 5.8
c.
Gambar
Lengkap
Tujuan
:
1. Mahasiswa
bisa membuat gambar teknik secara lengkap dan benar sesuai dengan aturan yang
telah ditentukan.
2. Mahasiswa
mampu membuat garis ukuran pada gambar.
3. Mahasiswa
mampu menyajikan proyeksi Amerika secara benar.
SOAL:
Petunjuk
mengerjakan soal:
1. Siapkan
kertas gambar A4.
2. Lengkapi
dengan Kepala gambar
3. Susunan
atau letak gambar lihat bagian kanan bawah pada penempatan gambar.
A. Lihat
gambar 5.9
1. Berapakah besarnya ukuran J ?
2. Berapakah
besarnya diameter K ?
3. Hitunglah besarnya ukuran M ?
4. Berapakah besarnya ukuran L ?
5. Berapakah tebalnya bidang H ?
6. Berapakah besarnya tinggi T ?
7. Hitunglah besarnya ukuran U ?
8. Hitunglah besarnya lebar V ?
9. Hitunglah besarnya ukuran R ?
10. Berapakah tebalnya bidang P ?
11. Berapakah besarnya ukuran N ?
12. Hitunglah besarnya ukuran S ?
B. Lihat penempatan gambar.
1. Gambarkanlah pandangan samping Kiri, pandangan Depan
dan potongan D—D pada ukuran kertas A4 dengan Skala 1 : 1.
Gambar 5.9
DAFTAR
PUSTAKA
1. Marbun,
Moyn. 1993. Menggambar Teknik Mesin. Bandung: M2S Bandung.
2. ___________,
Menggambar Teknik, Poliban.
3. G.
Takeshi Sato, N. Sugiarto Hartanto. 1992. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO.
Jakarta. Pradnya Paramita.
4. Sularso,
1993. Menggambar Teknik. Jakarta. Pradnya paramita.
2 komentar:
gambarnya mana?
masukin gambarnya dong om biar mudah pahamnya
Posting Komentar