BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA PENDIDIKAN
OLEH :
KELOMPOK 3
FAKULTAS TEKNIK
UVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI
S-1 TEKNIK MESIN
BANJARBARU
2012
ANGGOTA KELOMPOK
:
1.
Andrianoor H1F112064
2.
Bagus Sidiq
Purnomo H1F112051
3. Dias Fajar Juli Setiawan H1F112067
4. Handrico Ramelan Pratama H1F112210
5. Khairullah H1F112005
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Jika tanpa pertolongan-Nya
munkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih
kepada dosen bahasa Indonesia bapak Khairil Anwar yang telah membimbing kami
sehingga mengerti bagaimana cara menyusun karya ilmiah dengan baik dan benar. Kami
juga berterimakasih kepada kelompok 3 dari teknik kimia, kakak tingkat dan
pihak pihak lain yang telah memberi masukan dan berjasa dalam membantu penyusunan
makalah ini.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ragam bahasa pendidikan
yang kami sajikan berdasarkan mengutip dari berbagai sumber.
Kami hanya manusia
biasa yang banyak salah khilafnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, dengan kerendahan hati kami memohon maaf karena makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan.
Semoga
makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terimakasih.
Banjarbaru,
19 September 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
ANGGOTA KELOMPOK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang 1
1.2.
Masalah
2
a.
Rumusan masalah 3
b.
Batasan masalah 3
1.4. Tujuan
1.5. Manfaat
a. Manfaat praktis
b.
Manfaat teoritis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian ragam bahasa berdasarkan pendidikan
2.2. Bahasa baku dan bahasa tidak baku
a.
Bahasa baku
b.
Bahasa
tidak baku
2.3. Sifat sifat ragam
bahasa baku
a.
Mantap
b.
Dinamis
c.
Cendikia
d.
Seragam
2.4. Ragam baku tulis dan
ragam baku lisan
2.5. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
BAB III
PENUTUP
3.1 . Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dewasa ini betapa dirasakan penting fungsi bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi.
Semua orang
menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan
lumpuh tanpa bahasa. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki bahasa
resmi sendiri yakni bahasa Indonesia.
Bahasa indonesia adalah bahasa
nasional yang semua orang harus mengerti dan
mempelajarinya sebagai salah seorang warga negara
republik indonesia. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi
semua warga Indonesia wajib mengerti dan mempelajari bahasa Indonesia.
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh
masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia,
namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar,
salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai
dengan Ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang
ragam bahasa sangat penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara
menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan
benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
1.2. Masalah
a.
Rumusan Masalah
Dalam
bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa
merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ragam bahasa menurut
penuturnya terbagi tiga yaitu; ragam bahasa berdasarkan daerah, berdasarkan
pendidikan dan berdasarkan sikap penutur. Dalam makalah ini yang lebih
ditekankan adalah ragam bahasa pendidikan.
b.
Batasan Masalah
Untuk lebih mudah memahami isi makalah kami
merumuskan batasan masalah sebagai berikut:
1.
Pengertian ragam
bahasa berdasarkan pendidikan
2.
Bahasa baku dan bahasa tidak baku
3.
Sifat sifat ragam bahasa baku
4.
Ragam baku tulis dan ragam baku lisan.
5.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar
1.3. Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat untuk
mengetahui ragam bahasa pendidikan
sebagai bahasa baku, agar semua orang dapat terampil dalam menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar.
1.4. Manfaat
a.
Manfaat praktis
Manfaat praktis
dari makalah ini adalah diharapkan bukan hanya yang berpendidikan
saja, tapi semua warga Indonesia
dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar .
b.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis
dalam makalah ini adalah ditunjukan kepada instansi-instansi pendidikan yang paling
utama dalam bidang bahasa indonesia, agar dapat digunakan sebagai bahan acuan
dalam bahasa indonesia yang baik dan cermat dalam berbahasa indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
RAGAM
BAHASA PENDIDIKAN
2.1. Pengertian
Ragam Bahasa Berdasarkan Pendidikan
Sebelum kita masuk ke
dalam pengertian sebaiknya kita mengetahui pengertian ragam bahasa. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990).
Ragam bahasa pendidikan adalah ragam bahasa yang diperoleh dari pendidikan
formal yaitu kosa kata baku. Kosa kata baku adalah kosa kata yang pengucapan
dan penulisannya sesuai dengan pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD), tata
bahasa baku atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang digunakan oleh
penutur yang berpendidikan dianggap sebagai ragam bahasa Indonesia yang paling
baik. Ragam bahasa ini dipakai oleh
kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan),
di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat
dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
2.2. Bahasa baku dan bahasa tidak baku
Dalam bahasa yang diperoleh dari pendidikan formal dikenal bahasa baku dan
tidak baku. Berikut bahasa baku dan bahasa tidak baku;
a.
Bahasa baku
Bahasa baku adalah ragam
bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat
pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam
penggunaannya. Disebut juga bahasa yang resmi karena bahasa ini dipakai untuk
keperluan berbagai bidang kehidupan yang resmi, seperti
penyelenggaraan negara dan pemerintahan, penyusunan undang-undang, persidangan
di pengadilan, persidangan di DPR dan MPR, penyiaran berita melalui media
elektronik dan media cetak, pidato di depan umum, dan tentu saja
penyelenggaraan pendidikan, maka ragam bahasa baku cenderung dikaitkan dengan
situasi pemakaian yang resmi. Dengan kata lain, penggunaan ragam baku menuntut
penggunaan gaya bahasa yang formal.
b.
Bahasa tidak baku
Ragam tidak baku adalah
ragam bahasa yang tidak dilembagakan. Ragam ini ditandai oleh cirri-ciri dari
norma ragam baku. Ragam bahasa tidak baku biasa dipakai saat situasi tidak
resmi atau saat santai contohnya saat berbicara dengan kawan akrab.
2.3.
Sifat sifat ragam bahasa baku
a.
Mantap
Mantap arinya sesuai
dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata
perasa. Kata raba dibubuhi pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu,
menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi awalan pe- akan menjadi perajin,
bukan pengrajin. Kalau kira berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin tidak
dapat kita terima. Bentuk-bentuk lepas tangan, lepas pantai dan lepas landas
merupakan contoh kemantapan kaidah bahasa baku.
b.
Dinamis
0Dinamis artinya tidak
statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Kata
langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan took tempat
berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang
berlangganan itu disebut pelanggan.
c.
Cendikia
Ragam bahasa baku
bersifat cendikia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi. Pewujud
ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh
pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal
(sekolah).
Disamping itu, ragam
baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam otak pembicara
atau penulis. Selanjutnya ragam bahasa baku dapat memberikangambaran yan jelas
dalam otak pendengar atau pembaca. Contoh kalimat yang tidak cendikia adalah
sebagai berikut.
Rumah
sang jutawan yang aneh akan dijual.
Frasa rumah sang
jutawan yang aneh mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya yang aneh atau sang
jutawan yang aneh. Dengan demikian, kalimat itu tidak memberikan informasi yang
jelas. Kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai berikut;
1.
Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual
2.
Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual
d.
Seragam
Ragam
baku berifat seragam. Pada hakikatnya, proses
pembakuan bahasa ialah proses
penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-
titik keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan memakai istilah pramugara
dan pramugari.
2.3.
Ragam baku tulis dan ragam baku lisan.
Ragam
baku tulis adalah ragam baku yang dipakai dengan resmi oleh buku-buku pelajaran
atau buku-buku ilmiah lainnya. Ukuran
dan nilai ragam baku lisan bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah
yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dapan dikatakan berbahasa lisan yang
baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau
dialek daerahnya.
2.4. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Penentuan atau criteria bahasa yang baik dan
benar tidak jauh berbeda dari apa yang kita katakan sebagai bahasa baku.
Kebakuan suatu kata sudah menunjukkan masalah “benar” suatu kata itu. Walaupun
demikian masalah “baik” tentu tidak
sampai pada sifat kebakuan suatu kalimat.
Pengertian
benar pada suatu kata atau suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari
segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar
apabila bentuk itu mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Di bawah ini akan
dipaparkan sebuah contoh.
Kuda makan rumput
Kalimat
ini benar karena memenuhi kaidah sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada subjek (kuda), ada predikat (makan), dan ada objek
(rumput). Kalimat ini juga memenuhi sebuah kalimat dari segi makna, yaitu
mendukung sebuah informasi yang dapat dimengerti oleh pembaca. Lain halnya
dengan kalimat dibawah ini.
Rumput makan kuda
Kalimat
ini benar menurut struktur karena ada subjek
(rumput), ada predikat (makan),
dan ada objek (kuda). Akan tetapi,
dari segi makna, kalimat ini tidak benar karena tidak mendukung makna yang
baik.
Sebuah
bentuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses pembentukan yang benar
menurut kaidah yang berlaku. Kata aktifitas
tidak benar penulisannya karena pemunculan kata itu tidak mengikuti kaidah
penyerapan yang telah ditentukan. Pembentukan penyerapan yang benar ialah aktivitas karena diserap dari kata activity. Kata persuratan kabar dan pertanggung
jawab tidak benar karena tidak mengikuti kaidah yang berlaku. Yang benar
menurut kaidah ialah kata persurat
kabaran dan pertang-gungjawaban.
Pengertian
“baik” pada suatu kata (bentukan) atau kalimat adalah pandangan yang diarahkan
dari pilihan kata (diksi). Dalam suatu pertemuan kita dapat memakai kata yang
sesuai dengan pertemuan itu sehingga kata-kata yang keluar atau dituliskan itu
tidak akan menimbulkan nilai rasa yang tidak pada tempatnya. Pemilihan kata
yang akan dipergunakan dalam suatu untaian kalimat sangat berpengaruh terhadap
makna kalimat yang dipaparkan itu. Pada suatu ketika kita menggunakan kata menugasi, tetapi pada waktu lain kita
menggunakan kata memerintahkan,
meminta bantuan, memercayakan, dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ragam bahasa pendidikan
adalah ragam bahasa yang diperoleh dari pendidikan formal, berupa bahasa baku
atau bahasa resmi yang kosa kata pengucapan dan penulisannya berpedoman pada
EYD, tata bahasa baku dan KBBI.
3.2. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai
salah satu rujukan bagi mahasiswa dan pihak lain dalam proses memahami lebih
dalam mengenai kaidah-kaidah ragam bahasa pendidikan.
Semoga
kita tidak hanya berhenti sampai disini perjuangan kita dalam membudayakan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2006. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Semarang.
Balai.
Arifin,
E. Zaenal, dan Tasai,
S. Amran. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta.
Akademika Pressindo.
Musaba, Zulkifli. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa.
Yogyakarta. Aswaja Pressindo.
Soejono, Ag. 2005. Metodik Khusus
Bahasa Indonesia. Jakarta. Bina Karya.
http://mikrofrezzy.blogspot.com. Ragam
Bahasa Berdasarkan Media atau Sarana. 2010.
http://www.artikelbagus.com. Artikel
Pendidikan Bahasa Indonesia. 2012
2 komentar:
saya pikir artikel ini sangatlah lengkap dan berkualitas
thankyou gan
Posting Komentar