BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kalimantan selatan termasuk daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kawasan timur Indonesia hal ini mengakibatkan cepatnya peningkatan
kebutuhan listrik dari tahun ke tahun. Namun Kalimantan Selatan sampai
saat ini
masih
mengalami krisis energi listrik. Terbukti dengan
masih banyaknya daerah di Kalimantan Selatan yang terpaksa harus mengalami
pemadaman bergilir dan
masih banyaknya daerah-daerah
terpencil yang belum dapat menikmati listrik. Hal ini dikarenakan tidak
seimbangnya kebutuhan listrik masyarakat dengan pasokan listrik yang dimiliki
oleh PLN, belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan listrik di daerah terpencil. Padahal listrik
merupakan salah satu komponen yang sangat berperan penting dalam kehidupan
manusia.
Melistriki suatu daerah
terpencil tergolong cukup sulit dan penuh tantangan. Namun dengan kreatifitas
dan memanfaatkan potensi alam yang ada hal ini tidak mustahil untuk diwujudkan.
Daerah kalimantan selatan selain kaya akan cadangan energi fosil juga mempunyai
potensi energi terbarukan yang berlimpah berupa mikrohidro, biomassa, angin dan
sinar matahari. Dari keempat energi terbarukan tersebut memang semuanya sama
sama berpotensi untuk dikembangkan dikalimantan selatan, namun kami berpendapat
pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) mempunyai prospek paling untuk
dikembangkan di kalimantan selatan.
2.
Rumusan Masalah
Dari permasalahan di atas pada
makalah ini
kami membahas tentang Pembangkit Listrik Tenaga mikrohidro secara umum, Prinsip
kerja, Komponen-komponen ,
Kelebihan dan kekuragan, dan potensinya di kalimantan selatan.
3.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui tentang pembangkit listrik tenaga mikrohidro,
2.
Mengetahui prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
3.
Mengetahui potensinya di kalimantan selatan.
BAB II
PENJELASAN
2.1
Pengertian
PLTMH
Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang
menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi,
sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan
jumlah debit air.
Gambar
2.1 PLMH
Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan adanya air
yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Mikrohidro
hanyalah sebuah istilah, mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam
prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun Mikrohidro,
pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah
Mikrohidro dengan Minihidro adalah output daya yang dihasilkan.
Sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit
air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ’Head’) untuk menghasilkan tenaga yang
bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari
bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga tersebut dalam bentuk daya
listrik. Sebenarnya tidak ada sistem konversi daya yang dapat mengirim daya
yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam
bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya. Persamaan konversinya adalah :
Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan
(Loss) atau
Daya yang keluar = Daya yang masuk × Efisiensi
konversi
2.1
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah air yang jatuh (
debit ) perdetik yang ada pada saluran air/air terjun. Energi ini selanjutnya
menggerakkan turbin, kemudian turbin kita hubungkan dengan generator untuk
menghasilkan listrik. Hal ini
adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi
potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi listrik.. Selanjutnya listrik yang dihasilkan oleh generator ini dialirkan
ke rumah-rumah dengan memasang pengaman ( sekring ). Yang perlu diperhatikan
dalam merancang sebuah PLTMH adalah menyesuaikan antara debit air yang tersedia
dengan besarnya generator yang digunakan. Jangan sampai generator yang dipakai
terlalu besar atau terlalu kecil dari debit air yang ada.
Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan
persamaan :
Daya ( P ) = g x Q x Hn x h ;
Dimana :
Q = debit aliran ( m3/s
),
Hn = Head net/ tinggi jatuh air ( m );
g = konstanta gravitasi bumi
(9,8 m/s)
h = efisiensi keseluruhan.
2.2
Bagian-Bagian
PLTMH
PLTMH mempunyai beberapa bagian penting yang
mendukung kemampuan kerajanya. Peralatan penting yang ada antara lain :
a.
Dam/Bendungan Pengalih (intake), berfungsi untuk mengalihkan air melalui
sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap.
b.
Bak Pengendap (Settling Basin), fungsi dari
bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen
berikutnya dari dampak pasir.
c.
Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa
mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.
d.
Bak penenang (Forebay). Bak penenang berada
di ujung saluran pembawa yang berfungsi untuk mecegah turbulensi air sebelum
diterjunkan melalui pipa pesat
e.
Pipa Pesat (Penstock). Penstock dihubungkan
pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.
g.
Pipa Hisap, (draft tube). Pipa hisap
berfungsi untuk menghisap air, mengembalikan tekanan aliran yang masih tinggi
ke tekanan atmosfer.
i.
Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk
menstabilkan tegangan.
j.
Pengalih Beban (Ballast load). Pengalih
beban berfungsi sebagai beban sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami
penurunan. Kinerja pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol.
Gambar 2.2 Rangkaian Turbin
dan Generator PLTMH
Gambar 2.1 Sistim PLTMH
Penggunaan beberapa komponen disesuaikan dengan
tempat instalasi (kondisi geografis, baik potensi aliran air serta ketinggian
tempat) serta budaya masyarakat. Sehingga terdapat kemungkinan terjadi perbedaan desain mikrohidro
serta komponen yang digunakan antara satu daerah dengan daerah yang lain.
2.4. Kelebihan dan Kekurangan PLTMH
PLTMH merupakan salah satu pembangkit listrik yang
cukup unik karena meskipun dalam skala kecil tetapi memiliki banyak kelebihan,
yakni :
1. Energi yang tersedia tidak akan habis selagi siklus
dapat kita jaga dengan baik.
2. Proses yang dilakukan mudah dan murah, harga
turbin, generator, panel kontrol, hingga pembangunan sipilnya kira-kira Rp 5
juta per KW (kondisional).
3. Tidak menimbulkan polutan yang berbahaya.
4. Jika terjadi kerusakan tidak akan sulit untuk mendapatkan
sparepartnya.
5. Secara tidak langsung kita mengelola dan menata lingkungan
agar tetap seimbang tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan seperti banjir,
tanah longsor atau erosi. Dan pada gilirannya ekosistem sungai atau daerah tangkapan
akan tetap terjaga, dengan cara ini pula pemanasan global dapat lebih teredam.
6. Mengurangi tingkat konsumsi energi fosil, jika akan
membangun PLTMH dengan daya 100 KW (100.000 Watt) dibutuhkan biaya Rp 500 juta.
Biaya tersebut relatif murah dibandingkan dengan menggunakan sumber listrik dari
berbahan bakar fosil (BBM).
7. Teknologi PLTMH andal dan kokoh hingga mampu beroperasi
lebih dari 15 tahun.
Dengan peralatan- peralatan yang disebut diatas,
pengoperasian PLTMH dapat dilakukan. Namun PLTMH tetap memiliki kekurangan yang
disebabkan oleh:
1. A i r.
Besarnya listrik yang dihasilkan PLTMH tergantung pada
tinggi jatuh air dan jumlah air. Pada musim kemarau kemampuan PLTMH akan menurun
karena jumlah air biasanya berkurang.
2. Ukuran Generator.
Ukuran Generator tidak menunjukkan kemampuan
produksi listriknya karena semuanya tergantung pada jumlah air dan ketinggian
jatuh air sehingga ukuran generator bukan penentu utama kapasitas PLTMH.
3. Jumlah Pelanggan.
Jika pelanggan melebihi kemampuan PLTMH, maka
kualitas listrik akan menurun. Aturan umum adalah 1 pelanggan paling sedikit
mengkonsumsi 50 Watt listrik (3 buah lampu neon / 3 buah lampu bohlam 10-15
Watt).
4. Jarak.
Semakin dekat jarak Pelanggan ke Pembangkit, maka
kualitas listrik juga lebih baik. Semakin jauh jarak pelanggan, maka listrik
yang hilang juga semakin banyak. Jarak pelanggan terjauh yang dianjurkan adalah
antara 1-2 km. Dari PLTMH.
5. Penggunaan Listrik Oleh Pelanggan.
Jika pelanggan menggunakan listrik secara berlebih,
maka kualitas listrik menurun dan membahayakan peralatan.Satu pelanggan melanggar,
maka yang rugi adalah seluruh pelanggan.
2.5
Prospek PLTMH di Kalimantan Selatan
Perusahaan
Listrik Negara (PLN) sampai kini belum mampu menyediakan tenaga listrik secara
maksimal dan merata di seluruh propinsi di indonesia. Khusus di daerah pedalaman kalimantan selatan, yang dianggap cukup membebani biaya operasinal salah satunya
adalah jangkauan jaringan yang tidak efektif, jarak pelanggan yang saling
berjauhan, dengan sistim pemukiman yang tersebar. Selain hal tersebut,
penyediaan sarana listrik oleh PLN ini masih didominasi oleh bahan bakar minyak
(BBM), hal mana dengan harga BBM yang sudah tinggi, ditambah lagi dengan
jangkauan lokasi-lokasi pemukiman di pedalaman kalimantan yang relatif sulit, menyebabkan harga
minyak di lokasi kebutuhan biayanya akan melambung. Hal yang sama juga akan
terjadi pada pembiayaan pemeliharaan mesin pembangkit. Pemadaman bergilir hampir setiap saat dialami
pelanggan/masyarakat, masih banyak daerah yang belum dapat dijangkau oleh
jaringan listrik PLN.
Dengan perkembangan inovasi PLTMH yang terus
berproses, baik dari inovasi teknologi maupun inovasi sistimnya, dan melihat
secara umum geografi daerah kalimantan
selatan, dimana tersedia sumber daya air yang cukup
memadai, maka dimungkinkan Pembangkit Lisrtrik Tenaga Mikrohodro (PLTMH) dapat
menjadi solusi terhadap keterbatasan suplai listrik.
2.6 Keadaan
Lingkungan di
Kalimantan Selatan
Salah satu sumber energi yang sangat
cocok di pedalaman kalimantan selatan adalah Pembangkit Listrik Tenga Mikrohidro (PTMH). Seperti di kabupaten, Kotabaru, Balangan, dan HSS
disana terdapat daerah yang masih tidak mendapat jaringan listrik dan disana
terdapat potensi air terjun yang bisa dimanfaatkan sebagai PLTMH. Meskipun
tidak semua mempunyai potensi langsung dari alam tapi potensi tersebut bisa
kita ciptakan asalkan ada sumber air yang memadai. Jika
studi potensi PLTMH dapat diintensifkan, maka presentase sumbangan PLTMH terhadap kebutuhan energi di kalimantan selatan
meningkat juga. Potensi PLTMH di
kalimantan selatan tersebar diseluruh kabupaten dan kota, sungai-sungai dari hulu sampai hilir di Kalimantan selatan semuanya dapat
dimanfaarkan untuk dibangun PLTMH baik berskala 5 KW sampai 500 KW.
Karena potensi PLTMH besar, maka otomatis tingkat kesulitan
distribusi kecil, dibanding dengan pembangkit yang terspusat. Disamping itu
PLTMH dapat dimanfaatkan untuk daerah-daerah terpencil yang sama sekali belum
mendapat pasokan listrik. PLTMH dipilih karena disamping ramah lingkungan
(tidak mengeluarkan emisi) juga secara teknologi dan investasi dapat dijangkau
oleh setiap pemerintah kabupaten di kalimantan
selatan dan hasil energinya dapat segera dinikmati
masyarakat.
Gambar 3. Air terjun di Loksado HSS
0 komentar:
Posting Komentar